Postingan

PENYEBARAN ISLAM DI BIRU. (Sejarah Yang Nyaris dilupakan)

Gambar
Penulis: Mujahidin Musa. (Pemuda asal Batetangnga, saat ini aktif sebagai pengurus Appeq Jannangang reg. Makassar) ===================== Salah satu daerah yang menjadi pusat penyebaran awal islam di Sulawesi Barat adalah di wilayah Desa Batetangnga (Biru dan Penanian) Kec. Binuang. Islam masuk di daerah ini diperkirakan akhir abad XVI hingga awal abad XVII (sekitar tahun 1600-an yang dibawa oleh Aji (haji) Sande (lebih dikenal sebagai Tosalama di Penanian, Guru Bulo, dan ada sumber yang mengatakan bahwa nama beliau adalah Syekh Kamaluddin) bersama muridnya Pua Kilala (nama gelar) dari Tomadio (Campalagian). Dalam historiografi islam di Polewali Mandar, salahsatu Tokoh penyebar islam awal yang terkenal adalah Syekh Abdurrahim Kamaluddin Tosalama di Binuang yang berhasil mengislamkan Mara'dia Balanipa ke-IV Kanna i Pattang Daetta Tommuane setelah mengislamkan Mara'dia Pallis Kanna i Cunang sekitar tahun 1610. Sezaman dengan Sippajollangi Arung Binuang (masih butuh

BISSU, dari sebutan hingga kehormatan.

Gambar
Pelaksanaan tata laksana pemerintahan kerajaan dimasa lalu cukup kompleks dan untuk itu diperlukan adanya petugas atau pemangku jabatan sebagai aparatur kerajaan.  Dan salah satu profesi bergengsi kala itu bahkan mungkin hingga dijaman modern ini adalah kehadiran seseorang yang berprofesi sebagai Bissu.  ( Dalam foto di samping nampak Pemimpin Ritual upacara adat (Bissu) di Bone,tahun 1929 Sumber fotoleren.nl) Apakah Bissu itu?.  Berikut hasil dari salah satu diskusi online yang dapat saya sajikan sebagai bacaan kita semua. Bissu adalah orang yang dianggap memiliki kemampuan berkomunikasi dengan Dewata, karna kelebihan yang dimilikinya itu ia menjadi penghubung antara manusia dengan Dewata. Dewata sendiri adalah sebutan untuk mendeskripsikan sesembahan manusia di Sulawesi pada jaman dahulu yang berarti tuhan semesta alam, pencipta langit bumi dan segala isinya. Ada beberapa pendapat tentang asal kata BISSU, dan berikut adalah pendapat Andi Rahmat Munawar, seorang

Asal Mula Arayang Balanipa Mandar (Versi lain)

Gambar
Oleh Rusdi Aco (Kepala Lembaga Pendidikan Perkoperasian Sul-Bar)             Dari berbagai sumber yang layak dan bisa dipercaya bahwa pada tahun 1300 sampai dengan tahun 1400 di mandar  yaitu sebelum adanya apa yang disebut dengan Mara’dia (raja) dari Amara’diangan (kerajaan) dan Taupia ( manusia pilihan) dari ataupiangan ( pemangku hadat) maka tersebutlah disuatu tempat yang belum bernama,  seorang wanita yang  berwajah sangat cantik pada zaman itu yang bernama I Nipa. Dia adalah anak dari seorang Tomakaka yang bergelar Tomakaka Nipa,  yang kemudian dinikahkan dengan Tomakaka Napo lalu keduanya menetap disebuah tempat yang belum bernama yang dalam perjalanan waktu tempat itu kemudian diberi nama Tammajarra sekarang desa Tammajara.       Di tempat mereka menetap dan membina kehidupan berumah tangga, sebuah daerah atau kampung yang belum bernama itu, mereka  bermaksud  untuk menggali sebuah sumur yang akan digunakan untuk kebutuhan sehai-hari yang tidak jauh dari rumah mere

MENELUSUR SEJARAH PERADABAN MANDAR (Telaah Sejarah Perruqdusanna To Mandar) (bag.5/tamat)

Sambungan MENELUSUR SEJARAH PERADABAN MANDAR (Telaah Sejarah Perruqdusanna To Mandar) bagian 4. Dalam keterangan lontar tidak ditemukan tentang raja-raja Passokkorang lain selain I Takia Bassi yang kemudian melahirkan I Labassi Kalling. Ada dugaan jika raja ini (baca: I Takia Bassi) merupakan bangsawan dari Bone yang eksodus pasca pemberontakan La Dati Arung Katumpi dimasa pemerintahan Arumpone I Benri Gau Daeng Marowa Arung Matajang (1470 – 1489). Ketiga: Munculnya Tau pitu di Hulu sungai Saqdang yang dalam lontaraq Baqba Binanga menerangkan tau pitu yaitu 1).Talombeng Susu pergi dan menetap di Luwu; 2). Talando Beluhe pergi dan menetap di Bone; 3). Talambeq Kuntuq pergi dan menetap di Lariang; 4). Pongka Padang pergi dan menetap di Tabulahan; 5). Paqdorang pergi dan menetap di Belawa; 6). Sawerigading pergi entah kemana; dan 7). Tanriabeng pergi entah kemana. Tau pitu dalam keterangan beberapa lontaraq dijelaskan sebagai manusia pertama ini tidaklah kuat, karena salah satu

MENELUSUR SEJARAH PERADABAN MANDAR (Telaah Sejarah Perruqdusanna To Mandar) (bag.4)

Sambungan MENELUSUR SEJARAH PERADABAN MANDAR (Telaah Sejarah Perruqdusanna To Mandar) bagian 3. Tahun 1884 Adolf Bastian dari Universitas Berlin menerbitkan buku sebanyak lima volume dengan judul Indonesien onder die Inseln des Malayischen Archipel (Indonesia atau Pulau-pulau di Kepulauan Melayu). Buku inilah yang membuat nama Indonesia menjadi populer di kalangan cendekiawan Belanda, sehingga membuat sebagian kalangan salah mengira bahwa nama Indonesia diciptakan oleh Bastian, padahal ia mengambil istilah tersebut dari tulisan-tulisan Logan. Pada akhirnya istilah Indonesia tersebut sampai ke tangan orang-orang Indonesia pada awal abad ke-20 dan menjadi indentitas bagi sebuah bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Menelusur Peradaban Sulawesi Menurut pemaparan Paul Michael Munoz, peradaban Sulawesi sudah ada sejak 8000 tahun lalu, yakni dengan munculnya kerajinan mikrolith Toali di Maros Sulawesi Selatan. Kerajinan itu berupa mata pisau dan mata

MENELUSUR SEJARAH PERADABAN MANDAR (Telaah Sejarah Perruqdusanna To Mandar) (bag.3)

Sambungan MENELUSUR SEJARAH PERADABAN MANDAR (Telaah Sejarah Perruqdusanna To Mandar) (bagian 2). Bukti lain bahwa Indonesia adalah batas pemisah antara dua samudera besar, yaitu samudera Fasifik dan Samudra Hindia. Pada zaman es, seluruh wilayah muncul, membentuk sebuah benua luas yang terbentang hingga Asia Tenggara dan Semenanjung Melayu (dulu disebut Lanka atau Taprobane). Ketika permukaan laut naik sekitar 130 meter atau lebih, dataran-dataran rendah yang sangat luas di paparan Indonesia menjadi terendam dan menghilang di bawah laut secara permanen. Hanya dataran-dataran tinggi dan puncak-puncak vulkanis yang tersisa sebagai saksi bisu bencana alam itu. Dataran-dataran tinggi dan puncak-puncak vulkanis inilah yang menjelma menjadi ribuan pulau di Indonesia. Mereka yang bertahan hidup terpaksa keluar dan pindah ke India yang sebenarnya dan ke tempat-tempat lain seperti Asia Tenggara, China, Polinesia, Amerika, Timur dekat dan sebagainya sehingga akhirnya mereka sampai ke

MENELUSUR SEJARAH PERADABAN MANDAR (Telaah Sejarah Perruqdusanna To Mandar) (bag.2)

Sambungan MENELUSUR SEJARAH PERADABAN MANDAR (Telaah Sejarah Perruqdusanna To Mandar) bagian 1. Belum lagi Albert Camus yang menuliskan bahwa banyak sekali hal-hal yang tragis, absurd dan saling bertentangan yang ditemui dalam sejarah manusia yang tidak dapat difahami melalui disiplin-disiplin atau kategori-kategori yang biasa dipakai oleh ilmu pengetahuan. Sampai disini tentu kita semua akan terbata untuk mencoba memberikan gambaran perjalanan sejarah peradaban kita di Mandar. Tapi justru dari kebuntuan inilah kemudian saya mencoba menghidupkan kembali apa yang disebut Proust memoire volontaire, kenangan yang tidak dirancang. Artinya, mencoba menghubung-hubungkan¬ beberapa peristiwa antara kejadian di Nusantara dan bahkan dunia dengan kejadian di Sulawesi dan di Mandar. Dari sini kita akan menemukan sebuah kerangka untuk mulai merumuskan periodesasi sejarah peradaban kita di Mandar. Awal Peradaban Manusia Sebagaimana tulisan saya di Radar, 08-11 Juli 2015 (Menelus