MENELUSUR SEJARAH PERADABAN MANDAR (Telaah Sejarah Perruqdusanna To Mandar) (bag.2)

Sambungan MENELUSUR SEJARAH PERADABAN MANDAR (Telaah Sejarah Perruqdusanna To Mandar) bagian 1.

Belum lagi Albert Camus yang menuliskan bahwa banyak sekali hal-hal yang tragis, absurd dan saling bertentangan yang ditemui dalam sejarah manusia yang tidak dapat difahami melalui disiplin-disiplin atau kategori-kategori yang biasa dipakai oleh ilmu pengetahuan.

Sampai disini tentu kita semua akan terbata untuk mencoba memberikan gambaran perjalanan sejarah peradaban kita di Mandar. Tapi justru dari kebuntuan inilah kemudian saya mencoba menghidupkan kembali apa yang disebut Proust memoire volontaire, kenangan yang tidak dirancang. Artinya, mencoba menghubung-hubungkan¬ beberapa peristiwa antara kejadian di Nusantara dan bahkan dunia dengan kejadian di Sulawesi dan di Mandar.
Dari sini kita akan menemukan sebuah kerangka untuk mulai merumuskan periodesasi sejarah peradaban kita di Mandar.

Awal Peradaban Manusia

Sebagaimana tulisan saya di Radar, 08-11 Juli 2015 (Menelusur Penulisan Sejarah Mandar), saya ingin memberikan gambaran awal peradaban manusia dari sejak nenek moyang kita memasuki tahap menjadi manusia "sempurna", mereka hidup dengan cara Palaeolitik Rendah kecuali generasi terakhir - mungkin generasi keenam belas.
Sekumpulan manusia pada zaman Palaeolitik Rendah berjumlah sedikit dan memberi tempat yang luas kepada kumpulan-kumpulan makhluk lain untuk hidup di biosfir ini. Dalam fase itu mereka membutuhkan biosfer untuk bertahan hidup.

Sebelum tiba ke masa sejarah, manusia berada dalam kesuraman masa sejarah. Kelompok-kelompok manusia tidak tiba pada waktu yang sama kedalam masa sejarah, yakni masa yang bisa dicatat dalam sejarah dengan tingkat-tingkat kemajuan peradaban. Hal ini membuat salah satu dari kelompok manusia itu ada yang berhasil masuk kedalam sejarah cukup cepat dan ada juga yang lamban sehingga lebih lama terendam dalam kesuraman masa prasejarah.
Effendi Sirajuddin, dalam bukunya Nation In TrapMesir(Menangkal Bunuh diri Negra dan Dunia tahun 2020) menjelaskan secara gamblang bahwa salah satu kelompok manusia yang telah memulai membangun peradaban yang maju di lembah-lembah tempat mengalirnya Sungai Nil yang diapit oleh Gurun Barat dan Gurun Timur di Afrika bagian utara. Peradaban Mesir mencapai puncak kecemerlangan saat Menes berhasil mempersatukan Mesir wilayah hulu Nil dengan Mesir hilir, 3200 SM dan berhasil menjadi Fir'aun pertama. Saat Nabi Musa masuk memimpin kaumnya agar bebas dari perbudakan, Mesir sudah 900 tahun menjadi bangsa yang besar secara politik dan ekonomi, meski kekuasaan dikendalikan dengan cara yang keji.

Peradaban maju Mesir berlangsung hingga 300 tahun SM saat Iskandar Agung berhasil menaklukkan Mesir. Setelah Iskandar yang agung wafat, salah seorang Jenderalnya berhasil mendirikan dinasti baru yang dikenal dengan Dinasti Ptolemeus. Namun dibawah kendali Ptolemeus masa cemerlang Mesir berangsur-angsur meredup. Sampai Ratu Cleopatra yang naik tahta di tahun 51 SM saat berusia 17 tahun, Mesir sudah masuk dalam periode memudar (lemah secara ekonomis maupun secara militer). Adapun yang membuat Ratu Cleopatra termasyhur tidak lebih karena legenda percintaannya dengan Marcus Antonius, salah seorang jenderal perang penguasa Romawi, Julius Caesar.

Peradaban yang juga mengalami kemajuan pesat adalah Mesopotamia yang dialiri oleh sungai Eufrat dan Sungai Tigris. Dimulai saat Hammurabi naik tahta di Babilonia 1750 SM berlangsung selama 42 tahun yang diteruskan oleh Kaisar Nebukadnezar II yang berhasil membangun Menara Babilondan Taman Gantung, sekaligus menjadi simbol kecemerlangan. Nanti mulai pudar setelah Nabodinus naik tahta. Nabodinus dikenal lemah, lamban dan peragu sehingga pada tahun 534 SM, Babilonia berhasil direbut oleh Cirus yang Agung dari Persia dengan hampir tanpa pertempuran sama sekali.

Ada hal yang perlu dicatat bahwa peradaban Mesopotamia (baik pada masa kekuasaan Sumeria maupun Babilonia) berhasil membangun pusat-pusat perkotaan kaya yang sekaligus menjadi pusat peradaban. Tempat berkembangnya seni, sastera, keahlian tehnologi, pusat industri, dan berbagai spesialisasi perdagangan. Termasuk menjadi awal dikembangkannya sistem tulis menulis yang praktis, sehingga memacu revolusi dalam komunikasi manusia yang pada akhirnya mendorong kemajuan budaya dan pemikiran, serta konsep dan praktek ekonomi.

Manusia penghuni India Barat laut, pada 3000 tahun SM, belahan sebelah Barat Sungai Indus berubah menjadi pemukiman yang teratur. Kota Mahenjo Daro (400 km dari muara sungai Indus di Laut Arab selatan) dan Harappa (Wilayah sungai-sungai hulu Indus Utara) dibangun dengan sistem tata kota yang unggul, mulai dari sanitasi yang prima, jalan tertata baik, hingga gedung-gedung berlantai lima, menjadi penanda kebangkitan suatu peradaban maju. Pertanian dan Industri sudah ditopang dengan tehnologi, serta pelabuhan modern dengan dermaga bertembok batu bata sepanjang 2 km, memungkinkan kapal-kapal bisa bongkar muat setiap saat karena dilengkapi pintu-pintu air yang bisa mengendalikan permukaan air disaat pasang atau surut.Pada saat yang sama Harappa sudah berdagang emas, tembaga, pirus, zamrud, dan hasil kayu pegunungan Himalaya dan kapal-kapalnya berlayar dari laut Arab ke Mesopotamia melalui Teluk Persia membwa gading dan kapas.
Para arkeolog dan antropolog sering menyebut peradaban India setua dengan peradaban itu sendiri dan selalu dapat di sejajarkan dengan peradaban Nil dan Mesopotamia. Namun peradaban Harappa ini hancur tiba-tiba tanpa melalui proses degradasi setelah berusia 1000 tahun (antara 2500-1500 tahun SM). Para ahli menyebutkan bahwa kehancuran Harappa ini lebih disebabkan oleh krisis kepemimpinan, termasuk akibat kelalaian dalam mengelola alam, karena hutan-hutan dieksploitasi secara berlebihan (Mahenjo Daro). Eksploitasi hutan ini berimbas pada bencana banjir yang tentu saja menyebabkan garis pantai laut Arab naik, sehingga teknologi pengendalian air di pelabuhan tak berdaya. 

Beberapa pelabuhan digeser ke hulu yang menyebabkan para industrialis, petani dan peniaga meninggalkan kedua kota penting dalam sejarah peradaban ini.
Kehancuran peradaban Indus ini tuntas ketika kaum Arya masuk meluluh lantakkan seluruh kota dan merusak bukti-bukti peradaban Lembah Sungai Indus sampai ke timur, yaitu Bihar dan Benggala. Kaum Arya ini menyebut diri mereka "bangsa yang mulia" dan berhasil membangun kerajaan Magadha yang pendetanya menghasilkan empat kitab Weda (Rig Weda, Yajur Weda, Sama Weda, dan Atharva Weda) yang kemudian menjadi dasar bagi Hinduisme. Masa 1500-500 SM ini disebut abad Weda, karena dalam era inilah ada pembagian kasta dalam ajaran agama, yaitu Brahmana (kaum pendeta) adalah mulut, Ksatriya (para bangsawan dan militer) adalah lengan, sedang Waisya (pedagang dan petani) adalah paha dan kaum Sudra (hamba sahaya) adalah kaki yang bersitumpu ke tanah.

Menjelang akhir zaman Weda ini lahirlah Sidharta Gautama yang menentang ketidaksetaraan dalam tatanan sosial, yang mengajarkan Budha yang secara esensial beda dengan ajaran kitab Weda. Pada periode ini rakyat India terbelah dalam urusan agama, sebab ajaran Budha tak mampu merubah tatanan masyarakat India dibawah kendali para Brahmana dan Ksatriya dan itu berlangsung sampai hari ini. Ajaran Budha justru lebih berhasilnya ke utara, ke Asia Timur dan ke China, yang dalam sejarah peradaban berhasil mendirikan Dinasti Shang (1766-1123 SM) dibawah pemerintahan Kaisar Shang Chao dan turun temurun ke 8 dinasti setelahnya sampai berakhir Dinasti Qing pada 1912 Masehi.

Kemaharajaan India yang besar dan cemerlang untuk pertama kali terbentuk setelah klaim Raja Darius 500 -300 tahun SM, yaitu dibangun oleh Chandragupta Mauriya yang mencapai puncak dibawah pemerintahan Raja Ashoka yang sekaligus menjadikan ajaran Budha ini makin meluas dengan dibangunnya patung Budha oleh para ahli seni pahat dari Gandhara dan Mathura. Dari sini pula peradaban sungai Indus bergeser ke daerah aliran Sungai Gangga (sungai suci bagi ajaran Hindu)

Kedatangan tentara Iskandar Agung dari 200 SM sampai awal abad Masehi, India tak henti-hentinya di menghadapi invasi, mulai dari orang Bakria (Yunani), Parthia (Persia), Skitia sampai Kush dari Asia tengah. Pertengahan abad ke-5 M berturut-turut dua gelombang serbuan bangsa Hum. Dan pada abad Ke-8 M bangsa Arab menaklukkan Sind dan mulai memperkenalkan Islam untuk pertama kalinya di India. Dan pengikut Islam umumnya dari penganut Budha. Islam terus berkembang dari abad ke abad sampai puncak berjayanya pada masa Kemaharajaan Mughal (abad 16-17) mencakup wilayah terluas dan praktis sepeninggal Raja Mughal pada paruh kedua abad ke-18 Inggris tumbuh menjadi pemegang kekuasaan hingga 26 Januari 1947. Yang sekaligus pada tahun itu juga India terbagi dua, terutama berdasarkan perbedaan agama, menjadi Republik India dan Pakistan.
Menelusur Peradaban Nusantara

Peradaban Nusantara menuju negara bangsa Indonesia amat panjang. bahkan menjadi temuan beberapa ahli bahwa nusantara ini adalah awal mula peradaban dunia. Lacakan pertama menurut Prof. Gunawan diperoleh 4000 tahun yang lalu, atau 2000 tahun SM, dengan ditemukannya sejumlah peralatan yang lazim dipergunakan pada zaman batu muda (neolitikum). Pada zaman ini alat-alat dibuat dari batu namun sudah diasah sehingga permukaannya menjadi halus. Demikian juga dengan ditemukannya fosil Homo Soloensis di Pulau Jawa yang setara dengan manusia Cro-Magnon Perancis yang merupakan fosil dari zaman neoliticum (50.000-35.000 SM).


Jika kita merujuk pada penelitian Prof. Arysio Santos, seorang Geolog dan Fisikawan Nuklir dari Brazil, ia bahkan menyimpulkan bahwa Nusantara (Indonesia) ini adalah tempat lahir peradaban dunia yang berdasarkan pada istilah Antlantis yang hilang oleh Plato, karna berdasarkan penelitiannya, bahwa kata “nesos” yang digunakan oleh Plato itu ia temukan di wilayah Indonesia dan memenuhi kriteria ilmiah yang disyaratkan, bahwa Atlantis itu ditaburi oleh pulau-pulau vulkanis, seperti kepulauan Azore dan Canary, yang langsung muncul dari dasar laut. Dikatakannya, bahwa Indonesia ini terletak di persimpangan tiga lempeng benua yang menciptakan tekanan sangat besar pada lapisan kulit bumi. (bersambung....)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BALA SUJI/LAWA SOJI/WALASOJI

Tafsir Lagu To Pole Dibalitung

Masihkah kita Mala’bi’ Pau