Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

DEMI CINTA

Gambar
Menatap jauh ujung cakrawala Masih ada lembayung di ufuk sana Menutup indahnya mentari Mentari muda diawal pagi Saat hati menatap jauh Terantuk hati yang meragu Sungguh..... Hati ini jauh dari prasangkamu kawan Tulus seputih kapas Ingin melihat kuncup itu berkembang Tak terbatas oleh sekat status Tak layu terpanggang mentari Sungguh.... Aku kagum dengan idealismemu Akupun punya...! Meski yang kupunya mungkin lebih kecil Aku bangga dengan usahamu, kawan..... Akupun punya....! Mungkin pun tak seberapa. Sungguh.... Ingin kuteriakkan rasa ini Hingga gunung kan pecah dan laut bergolak Namun aku ragu kau kan yakin Sebab kalbu tak berwujud Tapi sudahlah, kawan...... Demi cinta dan cita Biarlah ego ini hancur Tataqmi tau malewu parriqdiq........ Bendera kita kan tetap terjaga Meski berkibar di tiang rapuh Panji kita kan tetap gagah Sabaq siriq disiolai..... Kappung jawa, 310114

LELAKI SANDEQ

Gambar
Sendiri tapaki gelombang Menantang badai kehidupan Menguak cakrawala bertabir kabut Biru laut pendam rahasia takdir Biru langit gantungkan harapan Dalam kesendirian hati sisakan pilu Terombang ambing serupa sandeq Kerjap mata garang menerawang Intai harap dibalik langit Merengkuh abad yang kian biadab Inilah dia sang lelaki zaman Kepalkan tangan tiada gentar Laksana nahkoda di ujung haluan Mengantar hingga paccong mencium asa ====================== Tumpiling,2208130843. Zulfihadi. Catatan di tahun ke 33

MENYIKAPI BUDAYA SECARA BIJAK

Beberapa tahun belakangan ini, seiring dengan semakin gencar masuknya budaya luar yang masuk ke dalam negeri kita. Dimana akibatnya yang sangat dirasakan baik secara langsung maupun tidak langsung adalah penurunan nilai moral dan etika kesusilaan yang dilakukan berbagai kalangan. Sejak dari rakyat biasa hingga pejabat, dari anak usia sekolah hingga manula yang sudah bau tanah kadang masih saja terlibat dengan perbuatan tak beradab. Entah oleh desakan para budayawan atau karena kesadaran yang lahir dari jiwa para pemangku jabatan pemerintahan, maka penggiatan dan pelestarian budaya seolah menjadi sebuah euforia yang dalam beberapa pelaksanaannya kemudian justru terlepas dari pakem yang seharusnya. Sehingga budaya tradisional yang seharusnya menjadi sumber kearifan lokal justru bisa menjadi hal yang pelaksanaannya dibenci karena dianggap sebuah penindasan. Sebut saja pemecahan rekor MURI untuk pembuatan kain sutera terpanjang beberapa waktu lalu yang dianggap oleh beberapa teman sebag

MERAH PUTIH YANG TERCABIK

Indonesia zamrut khatulistiwa Negeri warisan para raja Wujud dalam sukma merah putih Dekap hangat anak negeri Dari laut terdengar seruannya Di gunung menggema gaungnya Seolah bisikkan sabda Teguh kokohkan negeri ini Perlahan surya sadarkan aku Mungkinkah amanah kan tertunai Sedang aroma angin membawa resah Sungai sampah meliuk membawa sesak Tatap buas serigala asing Siap koyak kandungan ibu pertiwi Kawanan tikus pun tak tinggal diam Berebut harta korup di sudut sudut gudang Di bibir pantai teluk mandar Kuukir tekad di batu karang Sebait pinta kugoreskan Jangan cabik merah putihku Zulfihadi Wonomulyo, 111113.

MANUSIA, SEJARAH DAN BUDAYA MANDAR

Manusia adalah mahkluk sosial yang dalam kehidupannya selalu hidup dalam satu komunitas dimana satu individu memiliki ketergantungan dengan individu lainnya. Dan awal kehidupan manusia sendiri sudah dimulai berabad-abad yang lampau. Dalam setiap aktifitas individu inilah yang sering dinilai oleh individu lain di dalam kelompok, tentang baik dan buruknya. Aktifitas yang menurut mereka baiklah yang kemudian dipraktekkan di dalam kelompok hingga terbentuk sebuah budaya. Apakah budaya itu?. Tiga kata berbeda yg menjadi judul tulisan ini memiliki keterkaitan erat, kenapa saya katakan demikian karena manusia adalah pencipta budaya yang kemudian terekam oleh sejarah untuk kemudian seyogyanya menjadi pedoman dan pengingat dalam berinteraksi di dalam masyarakat. Sehingga dengan demikian, manusia, budaya dan sejarah ini otomatis tidak dapat dipisah dan berdiri sendiri. Budaya menurut arti bahasa terdiri dari dua kata yakni “budi” dan “daya”. Budi adalah moralitas, akhlaq, atau tingkah laku m

CERITA DARI ARENA LOMBA PEMBUATAN KERIS

Gambar
Pada tanggal 30 Desember 2013 lalu di desa Pamboqborang, kelurahan Baru, kecamatan Banggae, kab. Majene berlangsung sebuah lomba yang cukup unik yaitu lomba pembuatan keris. Pamboqborang memang sudah lama dikenal sebagai sentra pembuatan senjata logam seperti keris, badik atau tombak ataupun juga peralatan pertanian seperti sabit, parang dan sebagainya. Berbekal sebuah pertanyaan yang selalu mengganjal di benak saya tentang nama seni pengetahuan tentang senjata tajam di mandar, saya berusaha hadir dan berinteraksi langsung dengan para pandai besi di desa itu. Untuk kali ini karena lombanya adalah pembuatan keris, maka sedikit akan kita kupas tentang keris. Dalam lomba ini, panitia membekali peserta yang terdiri dari satu tim pandai besi dengan besi baja seberat 500 gram atau ½ kg. Besi itulah yang harus ditempa dan diolah menjadi sebuah keris berlekuk dengan panjang 30 Cm. atau lebih namun tak boleh kurang dari 30 Cm. dan bahan logam yang disediakan tersebut tidak boleh ditambah a

KISAH PANETTE DAN LIPAq SAqBE

Gambar
Sayup suara panette lambungkan rasa Mengalirkan kidung-kidung syahdu labirin hati Melukis kagum kesabaran Kerentaan jari-jemari tua penuh lelah Perkasa mengitung asa dan karya Menggambar makna kesetiaan Sepasang mata memandang lekat Menyusuri helai saqbe terhalus Itulah arti sebuah kekuatan Senyum terulas di sudut bibir keriput Menampak liukan eksotis bidadari di lautan sureq Menyapa setiap titik keindahan seni Lipaq saqbe, lipaq to dziolo Membalut indah dalam wibawa Mengantar mandar ke panggung mayapada Lipaq saqbe, lipaq keramat Indah kuat pemberi hangat Pelidung siriq para Maraqdia Zulfihadi Tumpiling, 050813280934 11.13 ================================= Lipaq saqbe : sarung sutera khas Mandar Panette : penenun kain. Sureq : corak ragam pada sarung sutera mandar. To dziolo : To=orang. Dziolo = dulu/leluhur Maraqdia: gelar raja pada suku mandar.

HIDUP TANPA KOMA

Siang malam Suka duka Senang susah Sehat sakit Senyum sedih Inilah hidup tanpa koma Hanya menanti titik Zul Elang Biru Tumpiling, 1209130628

ELEGI SAYANG-SAYANG

Lekuk tubuh tersantap zaman tak surutkan asa dan juang mengalunkan melodi langit Sayup sampai koqbi gitarmu seirama alunan sayang sayang diashar allo menjejak sukma, redamkan batin Sepasang telinga tak ingin lepas Memaku rasa di larutan syairmu Tenangkan hati gundah gulana Gegap gempita di sudut pesanggerahan tak terkalahkan alunan sastera kalbu mendayu, hingga malam menjemput surya Hati terdiam seolah mengibas Alunan memukau yang kian lamat Berharap karyamu tetap lestari. Rosmawati Mahmud / Zulfihadi Pamboqborang, 130813061034,11.13 ================================ Terjemahan bahasa mandar dalam puisi: 1. Koqbiq-koqbiq = irama petikan kecapi atau gitar. 2. Sayang-sayang = salah satu seni suara khas Mandar yang menggunakan gitar sebagai alat musik. 3. Ashar allo = sebutan orang mandar untuk menggambarkan waktu sore hari.

TEMBANG CINTA SEORANG BATUA

Kupendar pandang di balik rumpun semak Kudapati indah kelopak beruq-beruq Bersih, tak tersentuh nafsu kefanaan. Setetes embun perlahan jatuh menetes dari tangkainya Membawa kesejukan menyentuh qalbu Memadam api gundah serakah Sejak rasa terpatri kuat Menggoyang hati kian meresah Hingga ujung malam tak bertepi Namun cinta tak seindah harap Hanya menyisa sakit tepian hati Bagai gayang menghujam dalam. Engkaulah sang beruq-beruq Suci murni bertahtakan anggun Tercucuri darah puang agung Aku hanya tumpukan onak di bawah tangkaimu Terbuang, terhina mereka yang menginjak Berharap tak pernah lahir untuk menempel di telapak kaki mereka. Saat kelompok bittoeng dendangkan kelam Ketika mentari merayu sang malam Seketika tersentak hati dan raga, jika cinta sang batua takkan lestari.... Tumpiling, 050813270934,0141 ============================================ Keterangan kata-kata mandar: 1. Gayang : sebutan orang mandar untuk keris. 2. Beruq-beruq : bunga m

BERKENALAN DENGAN PAKKONGTAU, ALIRAN SILAT PENDEKAR MANDAR.

Gambar
   Ilmu bela diri adalah sebuah kebudayaan yang sudah sangat tua, bukti tertua yang ditemukan adalah adanya relief pada dinding candi Prambanan dan Borobudur yang memperlihatkan gambar dua orang yang sedang berkelahi dengan menggunakan jurus. Ilmu bela diri pada jaman dahulu tidak bisa dilepaskan dari kehidupan seorang lelaki yang memiliki tanggung jawab untuk melindungi diri, keluarga dan komunitasnya. Hal ini terjadi karena dipicu oleh keadaan yang masih akrab dengan kekerasan yang didasari oleh persaingan dalam mencari wilayah pemukiman atau kebutuhan akan makanan, belum lagi banyaknya binatang buas yang masih berkeliaran dan menuntut seseorang untuk memiliki kemampuan pertahanan diri. Di nusantara sendiri Ilmu Bela diri akrab disebut sebagai pencak silat atau hanya disebut silat dan sekarang diorganisisir oleh lembaga Ikatan Pencak Silat Indonesia atau disingkat IPSI. Dalam membuat gerakan atau jurus, pendekar silat pada awalnya kebanyakan mengadopsi gerakan-gerakan binatang seper

ALU, sebutir mutiara terpendam di Sulawesi Barat.

Gambar
Kaka tuo Alu, kaka oro Balanipa. Sebuah kalimat penegas yang menggambarkan eratnya hubungan Alu dan Balanipa. Terjaga apik di balik pegunungan dan lika-liku jalan yang mengular, tersebutlah sebuah daerah asri yang memendam kesejarahan dan kebudayaan nan memikat. Itulah Alu, sebuah kecamatan hasil pemekaran dari kecamatan Tutallu. Dalam riwayat disebutkan bahwa Alu adalah sebuah Arayang (kerajaan) yang tidak masuk dalam konfederasi Pitu ulunna salu, pitu ba’bana binanga. Alu adalah salah satu kerajaan netral yang disebut Tiparttiqna wai dan dahulunya memiliki wilayah yang berbatasan dengan Batu-batu (majene), Sendana dan Campalagian, bahkan labih lanjut dikatakan sebagai kerajaan yang dituakan dari anggota konfederasi Pitu Ulunna Salu dan Pitu Babbana Binanga. Itulah salah satu sebab kenapa di kerajaan Alu tidak dikenal gelar “DAENG” untuk menyebut bangsawan dari luar wilayah Alu, bahkan dipertegas oleh ucap-ucap yang mengatakan “ muaq diang allewuang, annaq andiang-i gannaq Pitu Ulun

MENAPAK JEJAK SEKEPING SYURGA DI TEPIAN JURANG.

Gambar
Pukul 09.00, saat kaki-kaki si Beaty (si Beaty adalah kendaraan penulis, berupa sepeda motor Honda Beat) mulai berputar membawa tubuhku dan pangeran kecilku kerumah teman yang menjadi titik berkumpul untuk trip kali ini di kecamatan Tapango. Yah, sesuai kesepakatan sebelumnya bahwa pukul 09.30 kami para member Kompa dansa mandar wilayah Polman akan melihat keindahan Limbong kamandang yang konon sangat indah dan asri. Setiba di titik pertemuan dan telah istirahat serta disuguhi teh hangat oleh teman yang menjadi tuan rumah, pukul 10.10 perjalanan ke Limbong kamandang pun dimulai dengan mengendarai 5 kendaraan roda dua. Dari keterangan guide kami, bahwa jarak dari pusat kota kecamatan Tapango ke lokasi berjarak sekitar kurang lebih 4 Km. Setelah melewati pemungkiman penduduk, hamparan sawah yang tidak begitu luas dengan sedikit teknik terasering mengganti mengawal perjalanan kami saat memasuki desa Riso kecamatan Tapango. Menjelang desa Kalimbua, pendakian sudah mulai terasa lebih cu

SMK Soeparman, SMK tertua di Polewali Mandar.

Gambar
Mungkin ada diantara kita yang masih bingung dan bertanya-tanya dalam hati (karena malu bertanya pada orang lain xixixixi...) “sebanarnya apa sih nama sekolah setingkat SMA yang ada dipinggir lapangan desa Tumpiling itu ??. koq, kadang disebut STM, SMK Wonomulyo, SMK Tumpiling, SMK Soeparman, bahkan ada yang mengatakan SMK 1 Wonomulyo. Sekolahan cuma satu tp koq punya banyak nama???. nah daripada kalian bingung mikir sampai kening berkerut dan dompet susut, mending saya bagikan aja informasinya. Ceritanya begini...... Alkisah pada suatu masa ( kok kaya mau baca dongeng yach xixixixi......), saat itu kondisi lembaga pendidikan sekolah khususnya Sekolah kejuruan di kota Wonomulyo (ceileee.....bahasanya. Tp dulu sich blum kota) masih belum ada bahkan belum ada sekolah kejuruan yang berdiri di wilayah yang sekarang bernama sulawesi barat. Syahdan berkumpullah tiga orang ksatria ( eh....dongeng lagi hehehehe) yaitu pak Gaib, pak Sandiman, pak Mohadi dan didirikanlah sekolah kejuruan yang

Lukisan keberanian manusia sulawesi dalam sastera

Manusia Sulawesi dikenal sebagai manusia berwatak keras, pemberani dan menjunjung tinggi nilai kesetiaan bahkan mungkin cenderung pendendam(?). Ini bukanlah hal yang baru, ketika jaman ini persaingan makin keras dan cenderung membuat seseorng menjadi cepat emosi. Kekerasan watak, keberanian dan kesetiaan orang Sulselbar terkenal sejak jamn dahulu dan menjadi buah bibir di belahan dunia lain. Beberapa kejadian heroik telah dicatatkan oleh sejarah, mulai dari kisah Daeng Mangalle dengan kurang lebih 200 orang pengikutnya yang melakukan perlawanan terhadap raja Siam (Thailand) yang bernama Phra Narai di tahun 1658-1659 yang dibantu oleh pasukan perancis. Dimana Daeng Mangalle dan pasukannya berhasil menewaskan hampir 2000 orang Siam dan Perancis. (Kisah ini sendiri diambil dari catatan Claude de Forbin seorang ksatria Prancis oleh Raja Louis XIV). Kemudian kisah To Salamaka Syekh Yusuf Al Makassary Al Bantany, yang membuat VOC mengalami frustasi berat. Dan hanya bisa ditangkap setelah ana