Postingan

PELATIHAN EKOSISTEM MANGROVE YAYASAN KEHATI KERJASAMA YPMMD SUL-BAR

Gambar
Isu pemanasan global masih menjadi bahan perbincangan yang hangat sampai saat ini, membuat beberapa aktifis terus bergiat melakukan penyelamatan lingkungan dengan berbagai cara. Salah satunya Yayasan Keanekaragama Hayati (KEHATI) bekerja sama dengan Yayasan Pemuda Mitra Masyarakat (YPMMD) Sul-Bar melaksanakan kegiatan Pelatihan Ekosistem Mangrove yang dipusatkan di desa Binanga, kecamatan Sendana kabupaten Majene. Kegiatan dalam rangka Program Merajut Sabuk Hijau Pesisir Indonesia kali ini mengangkat tema Peningkatan Peran Pemuda Pada Restorasi Pada Kehidupan Pesisir Pantai mulai dibuka pada hari Jumat, 22 Agustus 2014 dan berakhir pada hari Minggu, 24 Agustus 2014. Melibatkan peserta dari berbagai komunitas pelajar dan pemuda salah satunya Komunitas Penggiat Budaya dan Wisata Mandar (KOMPA DANSA MANDAR) yang mengirim 4 orang anggotanya sebagai peserta pelatihan. Dalam kegiatan ini, panitia penyelenggara menggunakan konsep ruangan dan lapangan dimana peserta menerima te

ANAK-ANAK HARAM SANG ZAMAN

Lahir dari rahim seorang ibu yang bernama pertiwi Dibesarkan oleh ayah yang bernama sejarah Disusui oleh kebudayaan Berpencaran engkau bagai mencit yang mencericit Berbulan tahun engkau nikmati saripati tradisi Hingga kokoh kuat tubuhmu Kini engkau gagah dalam balutan busana necis Goyangkan kaki di balik meja Angkuh kau kalungkan di lehermu Sombong kau sematkan di dadamu Kau perkosa ibu pertiwimu hingga melarat Engkau sodomi ayah sejarahmu hingga sekarat Kau bantai tradisi yang mulia sarat ajaran Jadilah dirimu kanibal atas nama uang Dan kami hanya bisa merintih melihat tingkahmu Berharap kebenaran segera tiba Matakali, 220814

BOKAQ DI MANDAR

Gambar
Tulisan ini terinspirasi dari postingan poto seorang teman di sosial media facebook yang menampilkan onggokan butiran kelapa biji yang sabutnya telah dikupas. Sulawesi Barat memang salah satu provinsi yang masuk dalam jajaran teratas penghasil kopra dan terkenal sejak jaman Belanda, memiliki jumlah pohon kelapa yang melimpah dan bisa didapati mulai dari daerah pegunungan hingga ke daerah pesisir.  Waktu panen buah kelapa menggunakan sistem catur wulan, artinya buah kelapa dapat dipanen setiap 4 bulan sekali sepanjang tahun. Dari gunung hingga pantai selalu ada pohon kelapa sejauh mata memandang. (dok. kpbwm) Penulis dan teman-teman dari KPBWM sedang menikmati segarnya kelapa muda. (dok. kpbwm) Jangan bingung jika mendengar kata bokaq di Mandar tidak sama dengan pengertian bokaq pada suku Bugis khususnya Bugis Wajo untuk menyebut minyak kelapa. Di  Mandar, bokaq dipakai untuk menyebut kopra. Kopra adalah hasil perkebunan yang dihasilkan dari buah ke

PETAKA CINTA I PUTUWUNGA MASAGALA

Berjalan dengan perasaan berkecamuk antara segan, malu, kekhawatiran  dan rasa kesetia kawanan, terpaksa kulangkahkan juga kaki ini menuju rumah I Putuwunga Masagala. Yah, pemuda mana di kampung ini yang tidak mengenal I Putuwunga Masagala?. Pemuda mana yang birahinya tidak terbakar dan melayang dengan fantasi liar melihat seorang gadis berparas cantik, bertubuh denok dengan tinggi semampai yang dari pinggulnya menggambarkan seorang wanita yang akan memberikan keturunan yang banyak seperti potongan I Putuwunga Masagala.  Setidaknya dari sisi fisik, potongan wanita demikianlah yang disarankan ayahku pada suatu malam padaku jika aku hendak mencari pasangan hidup. Namun kali ini, aku menuju kerumahnya bukanlah untuk diriku namun untuk seorang teman yang rupanya juga memendam rasa padanya. Dan karena kedekatanku dengan kedua orang tuanya yang memang masih famili dekat denganku, membuat sahabatku itu mempercayakan padaku untuk “missisi” dengan tujuan mengetahui tanggapan keluarga

CELEBES

Gambar
SULAWESI atau CELEBES, terserah anda mau menyebutnya.... tapi inilah pulau tempat aku lahir dan merasakan nikmatnya alam subur dan indah. Setiap malamku dibuai dengan pesan leluhur yang menyejukkan dan menguatkan jiwa dan semangat ku sebagai anak celebes.....

EKSOTISME MAKAM TOMAKAKA ALLUNG Part II

Gambar
Seorang kawan penulis sedang berpose disamping makam. Maka tersebutlah sepasang suami istri yang tidak diketahui namanya namun diyakini berasal dari tanah Bugis hendak mengunjungi saudaranya di Mandar (entah di mana daerah di mandar yang dimaksud) pun tidak diketahui tahun berapa waktu kedatangan mereka, setelah menempuh perjalanan tibalah mereka di daerah yang sekarang bernama Bunga-Bunga (masih termasuk dalam kecamatan Matakali). Disanalah mereka bertempat untuk sementara waktu sambil beristirahat, namun tidak lama kemudian salah satu dari suami istri itu meninggal dan oleh orang bunga-bunga dimakamkan di Allung. Dan karena peristiwa tersebut sehingga pasangannya yang masih hidup terpaksa tinggal dan tidak lagi melanjutkan perjalanan sebagaimana maksudnya semula hingga kemudian meninggal pula di tempat itu. Menurut keterangan pak Salim, dahulu kedua makam tersebut disimpan jauh di dalam goa, namun kemudian dikeluarkan diposisinya saat ini yaitu di mulut goa. Ada dugaan ji

EKSOTISME MAKAM TOMAKAKA ALLUNG Part I

Gambar
Penulis sedang mengamati makam Tomakaka Allung Di bawah rintik hujan yang sudah mulai reda, saya dan kawan-kawan mulai menapaki jalanan menuju Allung. Yah, kami sedang melakukan trip yang bertema sejarah dan budaya mandar dan untuk kesempatan kali ini (Rabu,090414) kami bermaksud untuk mengunjungi pamakaman Tomakaka Allung. Pertimbangan kami, sebab keterangan tentang situs makam ini amat sangat sedikit terekspos ke dunia luar. Padahal situs ini terdaftar pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar dengan nomor registrasi 228 dan bernama Allung Tomakaka di Lanja. Situs ini juga sangat penting bagi dunia sejarah khususnya sejarah Sulawesi Selatan dan Barat, serta sebagai bukti penguat persaudaraan masyarakat di jazirah mandar ditengah ancaman disintegrasi, dimana kelompok komunitas yang satu merasa berbeda dan tidak ada hubungan dengan kelompok komunitas yang lain. Saat melakukan browsing internet menggunak