Postingan

PETAKA CINTA I PUTUWUNGA MASAGALA

Berjalan dengan perasaan berkecamuk antara segan, malu, kekhawatiran  dan rasa kesetia kawanan, terpaksa kulangkahkan juga kaki ini menuju rumah I Putuwunga Masagala. Yah, pemuda mana di kampung ini yang tidak mengenal I Putuwunga Masagala?. Pemuda mana yang birahinya tidak terbakar dan melayang dengan fantasi liar melihat seorang gadis berparas cantik, bertubuh denok dengan tinggi semampai yang dari pinggulnya menggambarkan seorang wanita yang akan memberikan keturunan yang banyak seperti potongan I Putuwunga Masagala.  Setidaknya dari sisi fisik, potongan wanita demikianlah yang disarankan ayahku pada suatu malam padaku jika aku hendak mencari pasangan hidup. Namun kali ini, aku menuju kerumahnya bukanlah untuk diriku namun untuk seorang teman yang rupanya juga memendam rasa padanya. Dan karena kedekatanku dengan kedua orang tuanya yang memang masih famili dekat denganku, membuat sahabatku itu mempercayakan padaku untuk “missisi” dengan tujuan mengetahui tanggapan keluarga

CELEBES

Gambar
SULAWESI atau CELEBES, terserah anda mau menyebutnya.... tapi inilah pulau tempat aku lahir dan merasakan nikmatnya alam subur dan indah. Setiap malamku dibuai dengan pesan leluhur yang menyejukkan dan menguatkan jiwa dan semangat ku sebagai anak celebes.....

EKSOTISME MAKAM TOMAKAKA ALLUNG Part II

Gambar
Seorang kawan penulis sedang berpose disamping makam. Maka tersebutlah sepasang suami istri yang tidak diketahui namanya namun diyakini berasal dari tanah Bugis hendak mengunjungi saudaranya di Mandar (entah di mana daerah di mandar yang dimaksud) pun tidak diketahui tahun berapa waktu kedatangan mereka, setelah menempuh perjalanan tibalah mereka di daerah yang sekarang bernama Bunga-Bunga (masih termasuk dalam kecamatan Matakali). Disanalah mereka bertempat untuk sementara waktu sambil beristirahat, namun tidak lama kemudian salah satu dari suami istri itu meninggal dan oleh orang bunga-bunga dimakamkan di Allung. Dan karena peristiwa tersebut sehingga pasangannya yang masih hidup terpaksa tinggal dan tidak lagi melanjutkan perjalanan sebagaimana maksudnya semula hingga kemudian meninggal pula di tempat itu. Menurut keterangan pak Salim, dahulu kedua makam tersebut disimpan jauh di dalam goa, namun kemudian dikeluarkan diposisinya saat ini yaitu di mulut goa. Ada dugaan ji

EKSOTISME MAKAM TOMAKAKA ALLUNG Part I

Gambar
Penulis sedang mengamati makam Tomakaka Allung Di bawah rintik hujan yang sudah mulai reda, saya dan kawan-kawan mulai menapaki jalanan menuju Allung. Yah, kami sedang melakukan trip yang bertema sejarah dan budaya mandar dan untuk kesempatan kali ini (Rabu,090414) kami bermaksud untuk mengunjungi pamakaman Tomakaka Allung. Pertimbangan kami, sebab keterangan tentang situs makam ini amat sangat sedikit terekspos ke dunia luar. Padahal situs ini terdaftar pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar dengan nomor registrasi 228 dan bernama Allung Tomakaka di Lanja. Situs ini juga sangat penting bagi dunia sejarah khususnya sejarah Sulawesi Selatan dan Barat, serta sebagai bukti penguat persaudaraan masyarakat di jazirah mandar ditengah ancaman disintegrasi, dimana kelompok komunitas yang satu merasa berbeda dan tidak ada hubungan dengan kelompok komunitas yang lain. Saat melakukan browsing internet menggunak

Makam-makam Palsu Maraqdia Balanipa di Tinambung

Gambar
Oleh: Zulfihadi Ketika saya dan teman-teman dari Komunitas Penggiat Budaya dan Wisata Mandar akan menuju Sanggar Seni Sossorang di Dusun Lambe, Karama, Tinambung, Polewali Mandar, saya dan teman-teman penasaran dengan gerbang megah di kaki bukit pinggir Tinambung. Di gerbang tersebut tertulis, “Makam Raja-raja Balanipa”. Selain dalam huruf latin, juga ada dalam huruf lontar. Agar rasa penasaran terbayar, kami pun berjalan mendaki sekitar 200 meter. Awalnya kagum. Tapi itu seakan sirna ketika masuk ke dalam makam. Ada di antara sekian makam, ada yang tertulis “Haja Andi Depu”. Bukankah makamnya ada di Makassar? Sebagaimana yang disaksikan dengan mata sendiri oleh teman-teman Kompa Dansa Makassar. Yang mana itu juga ada di dalam buku “Srikandi dari Jazirah Tipalayo” karya Ahmad Asdy atau lebih dikenal dengan nama Rappo. Bukan hanya itu, di dalam kompleks makam tersebut juga ada makam yang di situ tertulis “Tandi Bella Kakanna I Pattang” atau Arayang Balanipa keempat yang juga

SKETSA ASA HIDUP

Sketsa itu masih suram. Cahaya itu masih redup. Terlingkup oleh kenyataan. Bertabur segala derita. Kini duduk seorang diri. Menatap surya menapak senja, meninggalkan semburat sedih. Malam gelap kini merayap. Tanpa senyum sang dewi Dirundung pekat awan. Namun aku tetap duduk tak bergeming. Memahat asa dalam kalbu. Zulfihadi Silambea, 120302

MENYIKAPI BUDAYA SECARA BIJAK Part II

Gambar
Foto Maja Anis Budaya dan kebudayaan adalah sesuatu yang tidak pernah bisa dilepaskan dari kehidupan manusia sebagai mahluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan manusia lain, sekaligus sebagai mahluk religius yang membutuhkan ‘’obat’’ penenang jiwa setelah bergelut dengan aktifitas alam yang berada diluar jangkauan nalarnya (sesuatu yang gaib). Budaya Menurut E.B. Taylor adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Dalam perjalanannya manusia telah memiliki begitu banyak kebudayaan sesuai dengan cara hidup dan kondisi lingkungan masing-masing komunitas baik secara beradab maupun tidak. Pada suku Aztec, Inca di Peru atau Maya kuno di daerah semenanjung Yucatan, Amerika Tengah pada jaman dahulu dikenal sebuah upacara keagamaan untuk menyembah Dewa matahari dimana dalam upacara itu dilakukan dengan mengorbankan seo