Postingan

SEHARI BERSAMA BAKAU

Gambar
Komunitas Penggiat Budaya dan Wisata Mandar beberapa hari yang lalu mendapat undangan dari YPMMD (Yayasan Pemuda Mitra Masyarakat Desa) dalam rangka Perkemahan Sahabat Mangrove Indonesia (PERSAMI) pada hari Sabtu-Minggu 21-22 Desember 2013, dengan bersemangat kami segera menyambut undangan itu dengan antusias. Beberapa saat setelah pendaftaran peserta untuk mengisi jatah Komunitas Penggiat Budaya dan Wisata Mandar diumumkan, permintaan langsung membludak. Jatah 10 orang peserta, namun pendaftar mencapai 15 orang. Sayangnya, setelah hari H dan kontingen siap diberangkatkan maka satu persatu peserta mengundurkan diri dengan alasan masing-masing yang berbeda. Alhasil, peserta utusan KOMPA DANSA yang tiba di lokasi hanya berjumlah 8 orang, 2 orang berangkat dari Wonomulyo, setelah di Campalagian bertambah 1 orang, lalu di Majene bertambah 3 orang sehingga seluruh kontingen berjumlah 6 orang. Sementara 2 orang lagi berangkat dari Mamuju dan langsung bergabung di lokasi perkemahan, tidak j

WTC FROM KAPPUNG JAWA

Berada tepat di jantung kota kecamatan Wonomulyo yang oleh masyarakat dulu lebih dikenal sebagai Kappung Jawa, berdirilah sebuah pasar tradisional yang dinamakan pasar Wonomulyo. Sebuah pasar yang dikenal oleh sebagian kalangan anak muda Wonomulyo pasca tragedi pemboman menara WTC di Amerika, sebagai WTC pula yang merupakan akronim dari Wonomulyo Trade Center. Tentu saja nama ini bukanlah nama resmi. Pasar Wonomulyo memiliki sejarah cukup panjang sebagai salah satu bagian pemuas hasrat berbelanja bagi masyarakat sekitarnya. Dimulai dengan kedatangan rombongan transmigran yang berasal dari Jawa Tengah di Mapilli yang dimulai tahun 1934 (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Wonomulyo,_Polewali_Mandar), maka dua tahun kemudian dibangunlah pasar Wonomulyo. Yang bersamaan dengan pembangunan masjid Merdeka Wonomulyo, Pendopo, alun-alun yang kemudian diberi nama lapangan GASWON dan sebentar lagi akan berubah pula menjadi taman kota. Menurut pengamatan penulis, sampai saat ini “WTC” masih

BALA SUJI/LAWA SOJI/WALASOJI

Gambar
BALA SUJI/LAWA SOJI/WALASOJI, Itulah nama dari anyaman bambu khas dari jazirah Sulawesi bagian selatan dan barat. Anyaman bambu yang teridiri dari dua atau tiga bilah bambu dan dibuat dengan berbagai bentuk sesuai peruntukannya, seperti misalnya sebagai wadah hantaran dari calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita yang diisi dengan berbagai macam buah, atau sebagai pembatas pelaminan antara mempelai dengan undangan, dan atau sebagai ornamen pada pintu gerbang dalam ritual adat perkawinan. Selain pada acara perkawinan adat, pada suku tertentu bala suji juga terkadang digunakan untuk meletakkan orang meninggal sebelum dibawa kepekuburan, kadang juga bala suji digunakan saat ritual kelahiran seorang bayi dimana bala suji di tempatkan dibawah kolom rumah yang sejajar dengan tempat sang ibu melahirkan. Menurut namanya, lawa soji dalam bahasa bugis atau bala suji dalam bahasa mandar meski memiliki penyebutan yang berbeda namun mempunyai pengertian yang sama yaitu Lawa yang berarti