TEMBANG CINTA SEORANG BATUA

Kupendar pandang di balik rumpun semak
Kudapati indah kelopak beruq-beruq
Bersih, tak tersentuh nafsu kefanaan.

Setetes embun perlahan jatuh menetes dari tangkainya
Membawa kesejukan menyentuh qalbu
Memadam api gundah serakah

Sejak rasa terpatri kuat
Menggoyang hati kian meresah
Hingga ujung malam tak bertepi

Namun cinta tak seindah harap
Hanya menyisa sakit tepian hati
Bagai gayang menghujam dalam.

Engkaulah sang beruq-beruq
Suci murni bertahtakan anggun
Tercucuri darah puang agung

Aku hanya tumpukan onak di bawah tangkaimu
Terbuang, terhina mereka yang menginjak
Berharap tak pernah lahir untuk menempel di telapak kaki mereka.

Saat kelompok bittoeng dendangkan kelam
Ketika mentari merayu sang malam
Seketika tersentak hati dan raga, jika cinta sang batua takkan lestari....


Tumpiling, 050813270934,0141


============================================
Keterangan kata-kata mandar:
1. Gayang : sebutan orang mandar untuk keris.
2. Beruq-beruq : bunga melati
3. Puang : sapaan buat bangsawan mandar/orang yg dihormati
4. Bittoeng: bintang
5. Batua: hamba sahaya, (istilah ini ada pada jaman kerajaan Mandar dahulu, namun sekarang sudah dihapuskan karena alasan HAM dan kemanusiaan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BALA SUJI/LAWA SOJI/WALASOJI

Tafsir Lagu To Pole Dibalitung

Masihkah kita Mala’bi’ Pau