Postingan

SEJARAH KOPI MANDAR

Gambar
(Sebuah Tulisan Awal Perkopian di Tanah Mandar)Part3 (selesai). Oleh: Zulfihadi. Matakali, 23 Februari 2017. ===================================================================================== Tensi persaingan untuk mendapatkan kopi terus meningkat hingga berakibat pada pecahnya perang lokal di antara penguasa-penguasa adat yang ada di Toraja dibantu oleh sekutunya yang merupakan pedagang-pedagang luar tersebut. Perang itu dikenal sebagai Perang Kopi I dan berlangsung dari tahun 1887 dan berakhir tahun 1888. Agak reda sesaat, lalu kemudian pada tahun 1889 pasukan kerajaan Bone dibantu oleh pasukan Gowa dan Mandar kembali memasuki Toraja mengakibatkan perlawanan orang-orang Tallu Lembangna hingga pecahlah Perang Kopi II. Perang Kopi II ini berhenti setelah La Tanro Puang Mallajange ri Buttu Mario, Raja Agung Enrekang XVI meminta agar Petta Ponggawae yang memimpin pasukan Bone untuk kembali. Setelah Perang Kopi II berhenti, lalu La Tanro Puang Mallajange ri Buttu Mario

HORST H. LIEBNER YANG SAYA KENAL

Gambar
(Sebuah catatan tentang lelaki Mandar berdarah Jerman). ================================================ Foto: Hariandi Hafid/Beritagar.id Perkenalan saya dengan sosok lelaki jangkung berambut pirang khas Eropa yang berprofesi sebagai antropolog maritim dan meraih gelar Doktornya di University of Leeds, Inggris itu terbilang belum lama, sekitar 3 tahunan. Kami saling berinteraksi ketika event Sandeq Race 2014 yang pelaksanaannya terkesan morat-marit sehingga memancing reaksi dari beberapa pemerhati kebudayaan maritim Mandar dalam hal ini Sandeq, untuk berkomentar. Dari situlah kami sering bertukar fikiran tentang kebudayaan Mandar lewat media sosial. Awal 2016 ketika ia sedang melakukan riset tentang kerajaan-kerajaan tua di Mandar dalam kaitannya dengan dunia maritim, pada suatu malam ia memposting di sebuah grup budaya foto lembaran salinan manuskrip beraksara lontar dan meminta siapapun yang bisa mentranslit-nya ke dalam aksara latin.  Beberapa menit kemu

SEJARAH KOPI MANDAR(Sebuah Tulisan Awal Perkopian di Tanah Mandar)Part2. Oleh: Zulfihadi. Matakali, 23 Februari 2017.

Gambar
Sebuah versi berbeda kemudian datang dari seorang penulis Eropa, Terance William Bigalke. Antropolog sekaligus pakar sejarah Indonesia dan Asia Tenggara modern.  Dikutip dari http://www.cnnindonesia.com, Bigalke menuliskan fakta tersebut dalam buku berjudul Tana Toraja: A Social History of An Indonesian People (2005), merujuk pada kesaksian seorang Belanda bernama Van Dijk. Sebelum membuka perkebunan kopi di Pegunungan Rantekarua pada 1900-an, Van Dijk menemukan pohon kopi berusia sekitar 200 tahun di Desa Sa'dan, Toraja Utara. Ini artinya bahwa masyarakat Toraja sudah mengenal kopi sejak awal tahun 1600. Hal ini cukup masuk akal mengingat pedagang-pedagang Arab telah berinteraksi dengan pedagang nusantara jauh sebelumnya dan menjadi kebih intens pasca jatuhnya bandar Malaka ke tangan Portugis pada tahun 1511 dan bandar Sunda Kelapa menyebabkan para pedagang Arab yang senantiasa berseteru dengan pedagang Eropa terkait perang Salib, mencari bandar niaga lain yang tidak diku

SEJARAH KOPI MANDAR (Sebuah Tulisan Awal Perkopian di Tanah Mandar) Oleh: Zulfihadi. Matakali, 23 Februari 2017.

Gambar
Manusia mengenal beragam minuman dengan ciri khas dan khasiatnya masing-masing. Dari sekian banyak minuman itu, saya memilih untuk menuliskan cerita singkat tentang kopi. Alasannya simpel, selain kopi adalah minuman rakyat yang mendunia, perjalanan sejarah kopi juga lebih menarik dengan banyak bumbu, mulai dari legenda, perang, perbudakan, agama maupun wanita. Alasan lainnya adalah karena tulisan tentang kopi masih sangat minim, jikapun ada buku tentang kopi, harganya masih selangit. Terkhusus tulisan tentang sejarah kopi Mandar, bisa dibilang belum ada. Minuman kopi yang belakangan ini sedang tenar berasal dari tanaman kopi dengan cara mengolah buahnya yang berdaging manis. Ada perbedaan tentang waktu penemuan kopi ini dibeberapa sumber. Dikutip dari buku Outlook Kopi terbitan Pusat Data dan Informasi Pertanian Sekjen Kementrian Pertanian tahun 2015 (ebook pdf) bahwa dalam buku the Coffee Book: Anatomy of an Industry from Crop to the Last Drop disebutkan jika kopi pertama kali dit

EKSPEDISI KUNYI

Gambar
Matakali, 18 Februari 2017, b erawal dari postingan facebook tentang sebuah mesjid tua di dusun Kunyi, kelurahan Anre Api. Saya dan Yusri, seorang kawan yang berprofesi sebagai jurnalis ingin menjajaki seberapa tua kira-kira mesjid tersebut. Namun kesibukan sebagai penyelenggara pemilihan gubernur Sulawesi Barat periode 2017-2022 tidak memberi kesempatan untuk segera menindak lanjuti temuan tersebut. Olehnya itu, barulah pada hari Sabtu tanggal 18 Februari 2017 menjadi waktu perjanjian kami untuk bertemu dan bersama-sama menuju ke lokasi. Mujahidin Musa yang juga rencananya ikut berekspedisi, batal karena sesuatu hal teknis, maka perjalanan itu kami lakukan berdua saja Sinar mentari cukup panas memanggang mengantar perjalanan kami menyusuri jalan poros Polewali-Mamasa yang relatif bagus. Namun hal itu tak berlangsung lama sebab hawa sejuk pedesaan segera menyambut kami begitu memasuki wilayah kelurahan Anre Api yang jaraknya memang tidak begitu jauh dari kota Polewali. Jalanan y

TRAGEDI KEBUDAYAAN. TERJADI LAGI..!!

Gambar
 Plang petunjuk yang pernah dipasang oleh pihak DisBudPar Pol-Man (foto: Dalip)  Sudah cukup banyak rasanya perusakan terhadap cagar budaya dan sejarah terjadi. Penambahan makam palsu di kompleks makam Pallabuang   (Tinambung, Polman), Allamungan Batu Dzi Luyo, peristiwa Balla Lompoa di Makassar (Su-Sel).  Kini kembali sebuah tragedi menyambut kami di desa Lambanan Kab. Polman saat kami dari Tim Pendata Cagar Budaya dan Sejarah Kab. Polman, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Polman dan tim dari BPCB Makassar (Wilayah kerja Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara) melakukan kunjungan sebagai tindak lanjut validasi situs dan benda cagar budaya. Kaget, marah dan sedih bercampur dalam dada ketika saya yang saat itu duduk di jok paling belakang mobil dinas DISBUDPAR Polman yang kami tumpangi bertujuh. Saya melongok lewat jendela melihat bagaimana lokasi mesjid Abadan desa Lambanan hanya tinggal empat tiang kayu yang sekelilingnya telah digali untuk pembuatan pondasi baru.

Download aplikasi android Lontar Digital v.2.2.0

Gambar
Sdah cukup lama sebenarnya sejak aplikasi lontaraq digital mengalami revisi, dan sudah berkali-kali pula revisi itu kami lakukan. Publikasi yang kami lakukan dengan melalui fihak ketiga google play sudah tiga kali namun selalu dibanned secara sefihak. Olehnya itu kami memutuskan untuk menggunakan jasa blog sebagai media penyebaran aplikasi ini. Lalu apa yang baru pada versi terakhir ini?. Pada aplikasi ini, anda dapat mengenal aksara lontar Mandar, belajar penggunaannya dengan melihat pepatah Mandar, latihan mengalihtuliskan aksara lontar ke aksara latin, dan jika anda terhubung ke jaringan internet maka anda dapat langsung mengakses situs media sosial kesayangan anda dengan mengklik tombol "media cocial". Untuk mendapatkan aplikasi lontaraq digital terbaru kami, silahkan klik link berikut UNDUH DI SINI