08/04/2023

Jenis Kopi Tertua Ada Di Mamasa




Kamu sudah tahu belum DAKAWA dibuat dari daun kopi apa?. Kalau belum, simak di sini.

Setelah ditelusuri secara literat, ternyata kopi Belanda yang dikenal di Sulawesi Barat merupakan varietas kopi tertua yang dikembangkan manusia. Jadi ceritanya, dahulu ada 2 jenis kopi utama di daratan Afrika Utara yang pertama bernama Bourboun dan yang kedua dikenal oleh orang Sulawesi Barat dikemudian hari dengan nama kopi Belanda. 

Setelah sekian lama bersama, kedua kopi ini akhirnya meninggalkan Etiophia dan memulai perjalanannya masing-masing. Jika Si Bourboun mengembara hingga ke Brazil, arabika Belanda sendiri berkelana ke Yaman, Malabar hingga ke nusantara. Di nusantara ia menyebar dari Sabang sampai Merauke, termasuk di wilayah Kondosapata Uwai Sapalelean yang kemudian memiliki nama formal sebagai kabupaten Mamasa.

Dari dahulu kopi Belanda diakui kualitas, aroma dan citarasanya oleh para ahli kopi. Sehingga tak heran, keinginan untuk memilikinya seringkali mengantarkan kopi Belanda memasuki palagan. Mulai perang Wina antara Turki melawan Austria hingga Perang Kopi I dan II yang memperhadapkan kerajaan-kerajaan bersaudara yang ada di Jazirah Sulawesi. Sekalipun kemudian kopi Belanda semakin berkurang karena tak mampu bersaing secara kuantitas produksi dengan kopi lainnya.

Dari latar kualitas dan nilai kopi Belanda tersebut bisa dipahami sehingga hampir semua kostumer DAKAWA selain testimoni citarasa, juga memberikan testimoni kesehatannya yang menjadi  lebih baik setelah konsumsi DAKAWA. 

Arabika Belanda adalah

 



Secara umum kopi dibagi menjadi dua bagian yaitu kopi arabika dan kopi robusta. Dibandingkan dengan kopi robusta, kopi arabika memiliki jumlah yang lebih banyak, harganya juga lebih mahal. Salah satu kopi arabika terbaik di dunia adalah kopi Typica.

Typica merupakan varietas kopi arabika tertua dan bapak dari kebanyakan varietas yang ada. Konon, typica dan bourbon adalah biji kopi utama yang diambil dari Ethiopia dan dibawa ke Yaman.

Varietas ini termasuk jenis arabika yang paling penting dan berkontribusi bagi perkembangan varietas kopi di dunia. Pertama kali diambil dari Yaman dan menyebar ke Malabar, India. Dari India, dibawa ke Indonesia oleh Belanda pada masa kolonialisme.

Jika dalam catatan sejarah, Belanda lah yang membawa kopi ke Mamasa. Justru realita berkata lain, sebab masyarakat Mamasa menyebut kopi dengan kawa. Kawa sendiri sangat kuat diakui sebagai etimologi dari kahwa, sebuah bahasa Arab yang mengandung arti "kuat". Sehingga untuk sementara dapat diduga jika masyarakat Mamasa telah mengenal kopi setidaknya pada awal abad XVI dari pedagang Arab yang berdagang hingga ke kerajaan Mambi. 

Sebelum disebarkan oleh Belanda, pedagang Arab telah lebih dulu membawa kopi Belanda ini dari tempat asalnya di Etiophia ke Yaman, hingga akhirnya ke nusantara. Hanya saja, mungkin waktu itu belum dibudidayakan, mengingat dalam sejarahnya pedagang Yaman hanya menjual kopi yang telah "dimatikan" hingga tak memungkinkan untuk dijadikan benih.

Sehingga dapat dikemukakan bahwa yang dikenal masyarakat Mamasa sebagai kopi Belanda adalah kopi Arabika varietas Typica. Dan sebagaimana kualitas bijinya yang dianggap lebih baik daripada varietas Arabika yang lain dari segi aroma dan citarasanya, daun kopi varietas typica ini juga memiliki aroma dan citarasa yang kuat dibanding daun kopi lainnnya.

Kopi Arabica Typica telah tumbuh, dihibridisasi dan disempurnakan, hingga saat ini oleh ahli-ahli kopi Indonesia. Kualitas di setiap cangkirnya sudah diakui oleh masyarakat dunia. Typica merujuk  karakteristik yang specific perfectly elegant dengan after taste yang kaya, dengan klasifikasi mutu Premium Speciality. Memiliki rasa yang seimbang antara body dan acidity, juga aroma yang kuat.

01/04/2023

MENGENAL DAUN KAWA BELANDA

By: Admin


Daun Kawa Belanda yang dikeringkan.
(Foto: Dok. Dakawa)

Dari sekian banyak klon kopi arabika yang berkembang di Indonesia di antaranya S795, USDA762, Andungsari, Kartika, Lini S serta paling paling anyar saat ini adalah Sigagarutang. Diperkirakan klon yang paling tua dibudidayakan di Indonesia adalah arabika dari klon Typica. Perbedaan setiap klon terletak pada morfologi, kemampuan beradaptasi dan produktifitas.

Masyarakat Mamasa telah mengenal tanaman kopi jauh sebelum tanaman tersebut dikembangkan lebih luas ke Sulawesi tahun 1750 oleh penjajah VOC. Tanaman kopi oleh masyarakat Mamasa diduga diperkenalkan oleh pedagang Arab dari jalur perdagangan kerajaan Mambi diawal abad XVII. Ini diperkuat oleh penamaan kopi sebagai kawa oleh masyarakat Mamasa di mana kawa diyakini secara etimologi berasal dari bahasa Arab yakni kahwa yang mengandung arti "kuat" dan ini diaminkan secara umum oleh pegiat kopi nasional. Dari sini kita bisa membagi fase sejarah kopi di Sulawesi Barat menjadi dua yaitu fase pengenalan dan fase pengembangan.

Rupanya, masyarakat Mamasa tidak hanya mengenal biji kopi sebagai bahan minuman, namun juga daunnya. Mereka meyakini secara empiris dan turun temurun jika daun kopi atau akrab mereka sebut sebagai daun kawa memiliki beberapa khasiat di antaranya menyegarkan tubuh dan mengurangi capek. Maka tidak heran jika masyarakat Mamasa dahulu menjadikan air rebusan daun kawa sebagai minuman sehari-hari dan masih dipertahankan oleh beberapa orang hingga saat ini. Siapa nyana jika dizaman modern ini, penelitian klinis semakin menunjukkan khasiat daun kawa bagi kesehatan manusia, salah satunya penelitian yang dilakukan oleh  Royal Botanic Gardens asal Inggris.

Dari tradisi meminum rebusan daun kawa yang bertahan hingga saat ini dan dipengaruhi pula oleh semakin berkurangnya lahan perkebunan yang membudidayakan arabika klon typica karena digantikan oleh klon lain, rupanya dimanfaatkan pula oleh sebagian masyarakat dengan menjual daun kopi jenis typica ini di pasar untuk dibeli oleh orang-orang yang akan menjadikannya bahan minuman teh daun kawa. Umumnya, untuk satu ikat daun kering seukuran dua genggam orang dewasa dihargai Rp.5.000,-.

Masyarakat Mamasa juga membedakan sebutan klon typica sebagai kawa Belanda, dengan klon lain yang datang kemudian, kawa jember, misalnya. Perbedaan daun kawa Belanda dengan arabika klon lain juga dapat dicium dari aroma daun keringnya yang lebih tajam dan citarasa air seduhan yang lebih kompleks dibandingkan arabika lainnya yang lebih aromanya lebih soft dan citarasa cenderung lebih simpel.

28/03/2023

DAKAWA Teh Daun Kopi Yang Melegenda.

 




DAKAWA, Lebih Dari Sekedar Teh.

Mari kabarkan kebaikan pada dunia tentang keajaiban dari pegunungan Mamasa. 

Bersama produk hasil kurasi produk UMKM yang ketat dari seluruh Indonesia, DAKAWA hadir sebagai satu-satunya produk asal Sulawesi Barat diforum ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) yang mulai berlansung hari ini hingga 31 Maret mendatang.

Ini membuktikan jika DAKAWA layak menjadi produk yang ada di setiap rumah masyarakat Sulawesi Barat.

#dakawa #daunkopi #daunkawa #kawadaun #kopi #minuman #teh #sehat #tehkekinian #minuman #minumankekinian #oleholehmamasa #mamasa #sulbar #semuasukadakawa #lebihdarisekedarteh #lebihsekedarteh #dakawaku #lebihdarisekedarteh

26/03/2023

Tak Ada Belanga, Bambu Pun Jadi

Teringat saat masih bergabung sebagai Pramuka tingkat Penggalang, selalu ada lomba memasak tanpa alat dapur. Sebuah skill yang tentu dibutuhkan dalam keadaan darurat. Namun dugaan saya bahwa memasak tanpa alat dapur merupakan warisan kuno dari leluhur kita. 

Salah satu penganan yang lahir dari tradisi itu dan masih kita temukan hari ini adalah lemang. Meskipun isian dari lemang berbeda-beda ramuannya di setiap daerah, namun semua punya tehnik mematangkan makanan yang sama. Yaitu bahan makanan dimasukkan ke dalam bambu yang kemudian dibakar. 

Dibeberapa daerah, seringkali beras dicampur dengan daging dan sayuran. Ada juga beras yang diberi santan. Namun dodaq yang khas Mandar, hanya berupa beras ketan yang dicuci lalu dimasukkan ke dalam bambu kemudian dibakar.

Makanan ini merupakan makanan spesial bagi orang Mandar dan paling umum akan disajikan pada saat peringatan maulid Nabi Besar Muhammad S.A.W. Pada momen ini biasanya dodaq akan dibuat dalam jumlah yang sangat banyak dan bisa menghabiskan beras ketan hinga berkuintal-kuintal. Tertarik dengan kuliner dodaq?. Silahkan datang ke Mandar saat peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad S.A.W yang setiap tahun diadakan selama sebulan penuh secara bergantian antar kampung.

Zulfihadi (Tapango, hari keempat Ramadhan 1444 H.)

24/03/2023

MAKANAN POKOK DARI 5.000 TAHUN LALU, MASIH ADA DI MANDAR.

Setaria Italica
(Foto: Zul)

Jika kamu mengira bahwa beras yang berasal dari padi atau jagung adalah tanaman serealia yang pertama kali menjadi makanan pokok orang Mandar, maka kamu salah. Karena ada tanaman serealia yang jauh sebelumnya telah mengisi perut orang-orang Mandar. Namanya Setaria Italica. Kalian pasti baru tahu nama ini kan??.

Dari Tiongkok, Setaria Italica telah masuk di Nisantara sekitar 3.000 tahun silam setelah 2.000 tahun sebelumnya sukses dibudidayakan di sana. 

Saya sering melihat budidaya Setaria Italica ditanam di wilayah Palippis (Campalagian) dan Balanipa,. Selain dijadikan kuliner buras, bahan pangan ini juga biasa disuguhkan dalam bentuk bubur yang dicampur gula merah dan santan kelapa. Terakhir kali saya menikmatinya di Kediri, Wonomulyo saat berkunjung ke rumah Muhammad Iqram, teman kuliah saya dan kami disuguhi bubur manis dari tanaman itu.

Setaria Italica
(Sumber poto Google)

Dari informasi yang saya dapat melalui internet, Setaria Italica konon diklaim merupakan bahan makanan yang kandungan gizinya lebih baik daripada beras. Bulir-bulirnya mengandung karbohidrat, protein, lemak dan serat. Maka tidak salah jika tanaman pangan yang oleh orang Mandar, dinamai tarreang ini didorong mengambil peran dalam program ketahanan pangan dan peningkatan gizi keluarga masyarakat.


Zulfihadi (Tapango, hari ketiga Ramadhan 1444 H.)

MANIS DAN GURIHNYA WARISAN PENJAJAH YANG JADI CEMILAN KHAS MANDAR.

Bolu Paranggi
(Sumber: sulbarkita.com)

Perjanjian Bongaya ditandatangani pada 18 November 1667 masehi, ketika aroma mesiu masih pekat menggantung di langit Makassar. Perang Makassar memang belum berhenti total saat itu, masih ada perlawanan-perlawanan sporadis yang dilakukan para pribumi yang setia nan perwira. Dan hari-hari selanjutnya pelabuhan Makassar yang sebelumnya menjadi pelabuhan internasional dan sibuk dengan perdagangan, kini hanya diisi aktifitas kepergian kapal-kapal pedagang luar negeri kecuali VOC. Perjanjian Bongaya memang mengharuskan orang Makassar berdagang hanya dengan pedagang VOC, yang lain harus angkat kaki dari Makassar. Salah satunya kapal dagang terakhir yang bertolak dikesejukan pagi itu adalah kapal Portugis.

Jauh sebelum VOC, Portugis sudah lebih dulu berinterkasi dengan orang Sulawesi. Bahkan di pertengahan tahun 1500-an, kira-kira se-zaman dengan pemerintahan I Manyambungi di kerajaan Balanipa, beberapa raja-raja di pulau berbentuk huruf "K" ini pernah dibaptis oleh agamawan yang tergabung dalam armada dagang pimpinan Antonio de Paiva. Setidaknya koneksi yang panjang tersebut telah meninggalkan bentuk tradisi, dan di Mandar di antara warisannya  adalah musik dan kuliner.

Oleh masyarakat Mandar dikenal adanya kudapan khas yang berbahan tepung terigu, gula pasir, gula merah, telur dan TBM lalu kemudian dipanggang dengan menggunakan cetakan khusus. Jajanan ini menghadirkan aroma dan warna cokelat mengkilap yang menggugah selera. Ayo, coba tebak !?.

Yes, kue yang menjadi penanda bahwa Portugis pernah ada di pelabuhan-pelabuhan dagang Sulawesi adalah bolu paranggi. Tidak mengherankan pula jika resep kue ini bisa sampai di dapur orang-orang Mandar mengingat para pelaut Mandar adalah pelaut ulung yang selalu hadir dipelabuhan-pelabuhan internasional zaman dulu. Bisa jadi, ketika salah seorang pelaut Mandar itu mencicipi bolu paranggi merasa sangat tertarik dan ingin agar istrinya di rumah bisa membuat dan turut merasakan enaknya kue itu, kemudian membawa pulang resepnya. Dan karena lupa menanyakan nama kuenya maka, ia menamai kue buatan istrinya dari resep orang asing itu dengan nama Bolu Paranggi, Bolu Portugis. Wallahu a'lam bissawab.


Zulfihadi (Tapango, 2 Ramadhan 1444 H.)

SELEKSI IKRA INDONESIA KEMBALI DIGELAR, KOPI CAP MARADDIA MAJU JADI PESERTA

Pembukaan Seleksi Ikra Indonesia 27/2/2024 Kopi kita boleh beda, tapi Indonesia kita tetap satu. Sebuah kalimat pembuka yang aku ucap saat m...